Mengendalikan Fungsi Manajemen
A. Pengertian Controlling (mengendalikan)
Pengendalian manajemen
merupakan suatu istilah yang umum dan makin banyak digunakan dalam berbagai
variasi kepentingan dan pengertian. Kadang-kadang digunakan untuk pemeriksaan
rutin intern, misalnya pada penyusunan kembali pembukaan. Biasanya
interprestasi yang lebih sempit ini ternyata merupakan salah satu kegiatan
daripada struktur pengendalian manajemen yang luas itu.
Ada berbagai macam
definisi mengenai pengendalian manajemen.
Berikut ini akan disajikan beberapa definisi
tersebut:
Menurut Arief Suadi, Ph.D :
Pengendalian Manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan atau Proses untuk mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu.
Pengendalian Manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan atau Proses untuk mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu.
Menurut Anthony, Dearden dan Bedford :
Pengendalian Manajemen adalah semua metode, prosedur dan strategi organisasi, termasuk sistem pengendalian manajemen yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa pelaksanaan sesuai dengan strategi dan kebijakan perusahaan.
Pengendalian Manajemen adalah semua metode, prosedur dan strategi organisasi, termasuk sistem pengendalian manajemen yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa pelaksanaan sesuai dengan strategi dan kebijakan perusahaan.
Selain definisi-definisi di atas, berikut ini
juga akan disajikan definisi-definisi dari sistem pengendalian manajemen.
Menurut Arief Suadi, Ph.D. :
Sistem Pengendalian Manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa anak sistem yang berkaitan, yaitu : pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien.
Sistem Pengendalian Manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa anak sistem yang berkaitan, yaitu : pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien.
Menurut Anthony, Dearden dan Bedford :
Sistem Pengendalian Manajemen adalah struktur dan proses yang sistematis serta terorganisir yang digunakan manajemen di dalam pengendalian manajemennya.
Sistem Pengendalian Manajemen adalah struktur dan proses yang sistematis serta terorganisir yang digunakan manajemen di dalam pengendalian manajemennya.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa :
·
Pengendalian
manajemen adalah semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur dan
strategi perusahaan yang mengacu pada efisiensi dan efektivitas operasional
perusahaan, agar dipatuhinya kebijakan manajemen serta tercapainya tujuan
perusahaan.
·
Sistem
pengendalian manajemen adalah struktur dan prosedur-prosedur yang saling
berkaitan dan disusun dengan skema yang utuh dan menyeluruh, untuk membantu
manajemen di dalam melakukan pengendaliannya. Dengan kata lain, sistem
pengendalian manajemen adalah sarana bagi pengendalian manajemen yang akan
menunjang pelaksanaan pengendalian di dalam perusahaan.
Di atas telah disebutkan bahwa pengendalian manajemen adalah proses untuk mempengaruhi orang lain dalam perusahaan agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan perusahaan. Penentuan tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapainya dilakukan dalam suatu proses yang dinamakan Perencanaan Strategis. Perencanaan strategis adalah suatu proses untuk menentukan tujuan perusahaan, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena perencanaan strategis tidak dapat lepas dari lingkungannya, maka perencanaan strategis dapat juga dikatakan sebagai reaksi perusahaan terhadap lingkungan. Lingkungan perusahaan adalah : karyawan, pemegang saham, pesaing, pelanggan, pemasok, lembaga keuangan, pemerintah, dan masyarakat. Tujuan perusahaan merupakan arah yang akan ditempuh perusahaan.
Pada saat perusahaan didirikan, perencanaan baru dapat dilakukan setelah tujuan dan strategi pencapaian tersebut ditentukan. Sebaliknya, setelah perusahaan berjalan, realisasi yang efektif dan efisien namun tidak mencapai tujuan perusahaan dapat menimbulkan evaluasi terhadap program, strategi atau tujuan perusahaan, dan hal ini dapat terjadi berulang kali.
Selain memerlukan pengendalian manajemen, untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan pengendalian yang lain yaitu : pengendalian tugas”. Pengendalian tugas adalah : proses untuk menjamin bahwa sebuah pekerjaan dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Efisiensi menunjukkan perbandingan ntara keluaran (output) dengan masukan (input) yang favourable. Sedangkan efektivitas menunjukkan perbandingan antara keluarga dengan tujuan.
Di atas telah disebutkan bahwa pengendalian manajemen adalah proses untuk mempengaruhi orang lain dalam perusahaan agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan perusahaan. Penentuan tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapainya dilakukan dalam suatu proses yang dinamakan Perencanaan Strategis. Perencanaan strategis adalah suatu proses untuk menentukan tujuan perusahaan, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena perencanaan strategis tidak dapat lepas dari lingkungannya, maka perencanaan strategis dapat juga dikatakan sebagai reaksi perusahaan terhadap lingkungan. Lingkungan perusahaan adalah : karyawan, pemegang saham, pesaing, pelanggan, pemasok, lembaga keuangan, pemerintah, dan masyarakat. Tujuan perusahaan merupakan arah yang akan ditempuh perusahaan.
Pada saat perusahaan didirikan, perencanaan baru dapat dilakukan setelah tujuan dan strategi pencapaian tersebut ditentukan. Sebaliknya, setelah perusahaan berjalan, realisasi yang efektif dan efisien namun tidak mencapai tujuan perusahaan dapat menimbulkan evaluasi terhadap program, strategi atau tujuan perusahaan, dan hal ini dapat terjadi berulang kali.
Selain memerlukan pengendalian manajemen, untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan pengendalian yang lain yaitu : pengendalian tugas”. Pengendalian tugas adalah : proses untuk menjamin bahwa sebuah pekerjaan dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Efisiensi menunjukkan perbandingan ntara keluaran (output) dengan masukan (input) yang favourable. Sedangkan efektivitas menunjukkan perbandingan antara keluarga dengan tujuan.
B. Langkah-langkah Control
Pengendalian dapat dilakukan melalui tahap-tahap
yang telah ditentukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
Pendapat tentang pengendalian banyak dilakukan oleh para ahli, antara lain
menurut pendapat Hasibuan (1990; 225), proses pengendalian atau control dapat
dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Menentukan
standar-standar atau dasar untuk melakukan control
b.
Mengukur
pelaksanaan kerja
c. Membandingkan
pelaksanaan dengan standar dan menentukan deviasi
d. Melakukan
tindakan-tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan (deviasi) agar
pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
Terdapat
4 langkah fundamental dalam setiap proses pengendalian, yaitu :
1. Menetapkan standar
Standar pengendalian adalah target yang akan menjadi acuan perbandingan kinerja di kemudian hari. Standar yang ditetapkan bagi tujuan pengendalian harus diekspresikan dalam acuan yang dapat diukur.
Standar pengendalian adalah target yang akan menjadi acuan perbandingan kinerja di kemudian hari. Standar yang ditetapkan bagi tujuan pengendalian harus diekspresikan dalam acuan yang dapat diukur.
2. Mengukur kinerja
Pengukuran kinerja adalah aktivitas konstan dan kontinue bagi sebagian besar organisasi. Agar pengendalian efektif, ukuran kinerja harus valid. Kinerja karyawan dapat diukur berbasis kuantitas atau kualitas output.
Pengukuran kinerja adalah aktivitas konstan dan kontinue bagi sebagian besar organisasi. Agar pengendalian efektif, ukuran kinerja harus valid. Kinerja karyawan dapat diukur berbasis kuantitas atau kualitas output.
3. Membandingkan kinerja dengan standar
Kinerja bisa lebih tinggi, lebih rendah atau sama dengan standar. Skedul waktu untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar tergantung pada banyak faktor, diantaranya signifikansi dan kompleksitas dari apa yang dikendalikan.
Kinerja bisa lebih tinggi, lebih rendah atau sama dengan standar. Skedul waktu untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar tergantung pada banyak faktor, diantaranya signifikansi dan kompleksitas dari apa yang dikendalikan.
4. Menentukan kebutuhan koreksi
Berbagai keputusan menyangkut tindakan korektif sangat bergantung pada keahlian analitis dan diagnosis manajer. Manajer bisa melakukan 1 dari 3 tindakan berikut : mempertahankan status quo tepat saat kinerja aktual sesuai dengan standar, mengoreksi penyimpangan dari standar, atau mengubah standar (biasanya diperlukan jika standar yang ada terlalu tinggi atau terlalu rendah).
Berbagai keputusan menyangkut tindakan korektif sangat bergantung pada keahlian analitis dan diagnosis manajer. Manajer bisa melakukan 1 dari 3 tindakan berikut : mempertahankan status quo tepat saat kinerja aktual sesuai dengan standar, mengoreksi penyimpangan dari standar, atau mengubah standar (biasanya diperlukan jika standar yang ada terlalu tinggi atau terlalu rendah).
C. Tipe-tipe Control dalam Manajemen
Ada 4 tipe kontrol dalam pengendalian manajemen, yaitu :
1. Pengendalian dari dalam
organisasi (kontrol internal)
Adalah pengendalian yang dilakukan oleh oleh aparat/unit pengendalian
yang dibentuk dari dalam organisasi itu sendiri (dalam satu atap). Aparat/unit
pengendalian ini bertugas mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan oleh
pimpinan untuk melihat dan menilai kemajuan atau kemunduran dalam pelaksanaan
pekerjaan. Selain itu pimpinan dapat mengambil suatu tindakan korektif terhadap
hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya (internal control),
misalnya unit kerja Inspektorat Jenderal sebagai unit pengawasan di tingkat
departemen.
2. Pengendalian luar
organisasi (kontrol eksternal)
Adalah pengendalian yang dilakukan oleh Aparat/Unit Pengendalian
dari luar organisasi terhadap departemen (lembaga pemerintah lainnya) atas nama
pemerintah. Selain itu pengawasan dapat pula dilakukan oleh pihak luar yang
ditunjuk oleh suatu organisasi untuk minta bantuan pemeriksaan/pengendalian
terhadap organisasinya. Misalnya Konsultan Pengawas, Akuntan swasta dan
sebagainya.
3. Pengendalian preventif
Pengendalian preventif adalah pengendalian yang dilakukan sebelum
rencana itu dilaksanakan. Maksud pengendalian preventif adalah untuk mencegah
terjadinya kekeliruan/kesalahan.
4. Pengendalian represif
Pengendalian represif adalah pengendalian yang dilakukan setelah
adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud dilakukannya pengendalian represif adalah
untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya tidak
menyimpang dari yang telah direncanakan (dalam pengendalian anggaran disebut
post- audit).
D. Strategi untuk controlling
organisasi
1. Menentukan standar yang akan
digunakan sebagai dasar pengendalian,
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang
sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi
SDM yang dimiliki,
3. Membandingkan pelaksanaan atau
hasil dengan standar. Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan
tujuan awal (rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian
keberhasilannya,
4. Melakukan tindakan perbaikan. Jika
ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,
5. Meninjau dan menganalisis ulang
rencana. Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika
hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan
untuk melanjutkan program yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi
semakin dekat untuk dicapai.
Kekuasaan dan Pengaruh
A. Pengertian Kekuasaan
Banyak seorang ahli yang telah menyatakan definisi-definisi dari
kekuasaan. Seperti yang telah dikemukakan dalam bukunya Thoha (2003: 92-93),
yang meliputi:
1. MAX WEBER
Dia merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang
membuat seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan
untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
2. WALTER NORD
Merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk
mempengaruhi aliran, energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan
yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya. Kekuasaan dipergunakan hanya
jika tujuan-tujuan tersebut paling sedikit mengakibatkan perselisihan satu sama
lain.
3. RUSSEL
Mengartikan kekuasaan itu sebagai suatu produksi dari akibat
yang diinginkan.
4. BIERSTEDT
Mengatakan bahwa kekuasaan itu kemampuan untuk mempergunakan
kekuatan.
5. WRONG
Membatasi kekuasaan hanya pada suatu kontrol atas orang lain yang
berhasil.
6. DAEHL
Mengatakan bahwa jika orang A mempunyai kekuasaan atas orang B
maka A bisa meminta B untuk melaksanakan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh
B terhadap A.
7. ROGERS
Berusaha membuat jelas kekaburan istilah dengan merumuskan
kekuasaan sebagai suatu potensi dari suatu pengaruh. Dengan demikian kekuasaan
adalah suatu sumber yang bisa atau tidak bisa untuk dipergunakan. Penggunaan
kekuasaan selalu mengakibatkan perubahan dalam kemungkinan bahwa seseorang atau
kelompok akan mengangkat suatu perubahan perilaku yang diinginkan.
Selain pendapat-pendapat di atas, Abdul Muiz mengungkapkan bahwa
Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang
pemimpin. Kekuasaan seringkali dipergunakan silih berganti dengan istilah
pengaruh dan otoritas.
B. Sumber-sumber Kekuasaan
Ada pun sumber kekuasaan itu sendiri ada 3
macam,yaitu:
1.
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
a.
Kekuasaan formal atau Legal (French & Raven 1959)
Contohnya
komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri.
Kendali
atas sumber dan ganjaran (French & Raven 1959)
Majikan
yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya,
kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau
bawahannya.
b.
Kendali atas hukum (French & Raven 1959)
Kepemimpinan
yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya perman-preman yang memunguti pajak
dari pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu
karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang
takut pada senior kelas3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak
seniornya itu selalu dituruti.
c.
Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
Siapa
yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya orang yang paling
tahu jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi
seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuan menjadi
pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
d.
Kendali ekologik (lingkungan)
Sumber
kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi .
•
Kendali atas penempatan jabatan.
Seorang
atasan atau manager mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh
menentukan posisi anggotanya.
•
Kendali atas tata lingkungan.
Kepala
dinas tata kota berhak memberi izin bangunan. Orang-orang ini menjadi
pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
2.
Kekuasaan yang bersumber pada kepribadian.
Berasal
dari sifat-sifat pribadi.
a.
Keahlian atau keterampilan (French & Raven 1959)
Contohnya
pasien-pasien di rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin karena
dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
b.
Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven 1959)
Sifat
dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber
kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin. Contohnya pemimpin
yayasan panti asuhan dipilih karena memiliki sifat seperti Ibu Theresa.
c.
Karisma (House,1977)
Ciri
kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga
merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
3.
Kekuasaan yang bersumber pada politik
a.
Kendali atas proses pembuatan keputusan (Preffer & Salanick, 1974)
Ketua
menentukan apakah suatu keputusan akan di buat dan dilaksanakan atau tidak.
b.
Koalisi (stevenson, pearce & porter 1985)
Ditentukan hak dan wewenang untuk
membuat kerjasama dalam kelompok.
c.
Partisipasi (Preffer, 1981)
Pempimpin
yang mengatur pastisipasi dari masing-masing anggotanya.
d.
Institusionalisasi
Pempimpin
agama menikahkan suami istri. Notaris atau hakim menentapkan berdirinya suatu
perusahaan.
C. Definisi Pengaruh
Pengaruh
(influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok di
bujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
harapan mereka yang mempengaruhi.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:
849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.”
Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan
yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat
memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari
pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu
daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta
segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di
sekitarnya.
D. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
Untuk
memahami komponen politik dari organisasi, mengkaji taktik dan strategi yang
digunakan oleh seseorang atau subunit untuk meningkatkan peluangnya dalam
memenangkan permainan politik, individu atau subunit dapat menggunakan beberapa
taktik poltik untuk memperoleh kekuasaan dalam mencapai tujuan. Taktik
memainkan politik dalam organisasi adalah sebagai berikut:
Meningkatkan ketidakmampuan mengganti.
Jika dalam suatu organisasi hanya ada satu-satunya orang atau subunit yang
mampu melakukan tugas yang dibutuhkan oleh subunit atau organisasi, maka
ia atau subunit tersebut dikatakan sebagai memiliki ketidakmampuan mengganti.
Dekat dengan manajer yang berkuasa. Cara
lain untuk memperoleh kekuasaan adalah dengan mengadakan pendekatan dengan
manajer yang sedang berkuasa.
Membangun koalisi. Melakukan koalisi
dengan individu atau subunit lain yang memiliki kepentingan yang berbeda
merupakan taktik politik yang dipakai oleh manajer untuk memperoleh kekuasaan
untuk mengatasi konflik sesuai dengan keinginanya.
Mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. Dua taktik untuk mengendalikan proses pengambilan keputusan agar
penggunaan kekuasaan nampaknya memiliki legitimasi dan sesuai dengan
kepentingan organisasi yaitu mengendalikan agenda dan menghadirkan ahli dari
luar.
Menyalahkan atau menyerang pihak lain.
Manajer biasanya melakukan ini jika ada sesuatu yang tidak beres atau mereka
tidak dapat menerima kegagalannya dengan cara menyalahkan pihak lain yang
mereka anggap sebagai pesaingnya.
Memanipulasi informasi. Taktik lain yang
sering dilakukan adalah manipulasi informasi. Manajer menahan informasi,
menyampaikan informasi kepada pihak lain secara selektif, mengubah informasi
untuk melindungi dirinya.
Menciptakan dan menjaga image yang baik.
Taktik positif yang sering dilakukan adalah menjaga citra yang baik dalam
organisasi tersebut. Hal ini meliputi penampilan yang baik, sopan, berinteraksi
dan menjaga hubungan baik dengan semua orang, menciptakan kesan bahwa mereka
dekat dengan orang-orang penting dan hal yang sejenisnya.
Selain itu sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori
perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi,
antara lain :
·
Persuasi Rasional:
Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk
mempersuasi pengikut bahwa suatu usulan adalah masuk akal dan
kemungkinan dapat mencapai sasaran.
·
Permintaan Inspirasional:
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada
pengikut dengan menunjuk pada nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau
dengan meningkatkan rasa percaya diri dari pengikut.
·
Konsultasi:
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan
sasaran, aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan
bantuan pengikut atau pemimpin bersedia memodifikasi usulan untuk menanggapi
perhatian dan saran dari pengikut.
·
Menjilat:
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau
perilaku yang membantu agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan
atau mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
·
Permintaan Pribadi:
Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan
persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
·
Pertukaran:
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi
kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari
manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.
·
Taktik Koalisi:
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi
pengikut agar melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai
suatu alasan bagi pengikut untuk juga menyetujuinya.
·
Taktik Mengesahkan:
Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan
menyatakan kewenangan atau hak untuk membuatnya atau dengan membuktikan bahwa
hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi
organisasi.
·
Menekan:
Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan,
atau peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan
apa yang diinginkan.
Pilihan mengenai perilaku mempengaruhi tergantung pada position
power dan personal power yang dimiliki pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya
pada situasi tertentu. Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin secara langsung
mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang dipimpin baik berupa komitmen,
kepatuhan maupun perlawanan. Hasil dari proses mempengaruhi, juga mempunyai
efek umpan balik terhadap perilaku pemimpin.Selain itu, dampak kekuasaan
pemimpin pada dasarnya tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin dalam
mempengaruhi orang yang dipimpin.Dengan demikian, hasil dari usaha mempengaruhi
merupakan akumulasi dari keterampilan mempengaruhi, perilaku mempengaruhi, dan
kekuasaan pemimpin.
DAFTAR PUSTAKA
http://skripsitesisdisertasi.com/pengertian_pengendalian_manajemen
http://www.kompasiana.com/ndull/fungsi-controlling-pengendalian-pengawasan-dalam-manajemen-pendidikan_54f79c3ea33311601c8b4590
http://rickyanggili.blogspot.co.id/2011/11/poac-planning-organizing-actuating.html
http://suparman-parmen.blogspot.co.id/2013/10/mengendalikan-fungsi-manajemen.html
https://hestuningikrarini.wordpress.com/2014/12/02/kekuasaan-dan-pengaruh-definisi-kekuasaan-sumber-sumber-kekuasaan-definisi-pengaruh-dan-pengaruh-taktik-organisasi/
https://oktavya.wordpress.com/2010/11/29/sumber-kekuasaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar