A.
Pengorganisasian
Struktur Manajemen
Pengorganisasian merupakan
fungsi dari manajemen, yang merupakan proses dalam mengatur manusia, tugas,
wewenang dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Fungsinya :
1.
Mengatur orang - orang.
- Mengatur kegiatan dalam perusahaan.
- Mengadakan pembagian kerja ( uraian tugas ).
- Menempatkan orang – orang dalam departemen.
- Menetapkan batasan – batasan wewenang.
1.
Pengertian Struktur
Organisasi / Organizing
Struktur Organisasi
adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada
suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan opersional untuk
mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur Organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan
yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur
organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melaporkan
kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan dikerjakan.
Pengertian struktur organisasi
menurut para tokoh :
a) Struktur organisasi dapat diartikan
sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu
tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins
dan Coulter, 2007:284).
b) Struktur organisasi didefinisikan
sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah (Handoko,
2003:169).
c) Struktur organisasi adalah pola
formal mengelompokkan orang dan pekerjaan (Gibson dkk,
2002:9).
d) Struktur organisasi yaitu
menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis
wewenang pejabat, bidang dan hubungan Universitas Sumatera Utara pekerjaan,
garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan
organisasi (Hasibuan, 2004:128).
2. Pengorganisasian fungsi dari manajemen
Pengorganisasian
Sebagai Fungsi dari Manajemen meliputi :
·
Organisasi Formal
Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur
yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara
jelas. Atau organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan
hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat
dalam suatu organisasi). Atau organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan
strukturnya secara jelas disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau
sasaran. Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur
organisasi yang akan dibuat.
Struktur organisasi (desain organisasi) dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung
unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
·
Organisasi informal
Organisasi Informal adalah kumpulan dari dua
orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang
tidak disadari. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai
baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan
waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan
antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak
terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti
makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi
formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan
terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan
organisasi sekunder menurut Hicks:
1.
Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan
secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan
ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak.
Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
2.
Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang
bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak
bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena
dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya.
Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan
calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran
gajinya.
3.
Bentuk Struktur
Organisasi
·
Struktur Organisasi Fungsional
Merupakan
Struktur organisasi yang terdiri dari orang-orang dengan keterampilan yang sama
dan melakukan tugas-tugas serupa yang kemudian dikelompokkan bersama menjadi
beberapa unit kerja. Anggota-anggotanya bekerja di bidang fungsional sesuai
dengan keahlian mereka. Jenis struktur organisasi seperti ini tidak terbatas
pada bisnis saja. Jenis struktur seperti ini juga dapat bekerja dengan baik
untuk organisasi kecil yang memproduksi beberapa produk atau jasa.Struktur
Fungisional jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan
fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang
dilakukan dalam organisasi. Bagan organisasi untuk organisasi berbasis
fungsional terdiri dari Vice President, Sales department, Customer Service
Department, Engineering atau departemen produksi, departemen Akunting dan
Administratif.
Ø
Manfaat Struktur Fungisional
o
Mempergunakan sumber
daya khusus secara efisien,
o
Supervisi dapat
dilakukan lebihh mudah,
o
Mengembangkan
keahliann fungsional,
o
Mudah memobilisasi
ketrampilan khusus,
o
Memelihara kendali
terpusat atas keputusan strategis,
o
Berkaitan erat dengan
strategi melalui kegiatan kunci sebagai uni
terpisah.
Ø
Kerugian Struktur Fungisional
o
Respon organisasi
terhadap perubahan kondisi lingkungan lambat
o
Koordinasi antar
bagian atau fungsi tidak terlalu baik
o
Inovasi terbatas
o
Pandangan terhadap
sasaran agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan
o
Sulit untuk
menentukan mana yang harus bertanggungjawab
o
Sulit untuk menilai
prestasi kerja
o
Mengandung potensi
yang kuat untuk terjadinya konflik antar fungsi
Contoh perusahaan yang menggunakan struktur fungsional, yaitu:
PT Jasa Putra Indonesia, perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa yaitu asuransi jiwa.Yangmana perusahaan ini didirikan dan menggunakan struktur organisasi fungsional, Sehingga perusahaan ini sudah sangat tersusun dengan rapi pembagian tugasnya, yang mempermudah dalam mengontrol pekerjaan para bawahan.
Bentuk Struktur Fungsional
·
Struktur Divisional
Merupakan
stuktur organisasi yang dikelompokkan berdasarkan pada produk yang sama, proses
yang sama, kelompok orang yang melayani pelanggan yang sama, dan atau berlokasi
di daerah yang sama di suatu wilayah geografis. Secara umum dalam struktur
organisasi seperti ini biasanya bersifat kompleks, dan menghindari masalah yang
terkait dengan struktur fungsional.
Struktur Divisional. Ini adalah jenis struktur yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam organisasi. Struktur-struktur ini dibagi ke dalam:
Struktur Divisional. Ini adalah jenis struktur yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam organisasi. Struktur-struktur ini dibagi ke dalam:
a)
Struktur produk –
struktur sebuah produk berdasarkan pada pengelolaan karyawan dan kerja yang
berdasarkan jenis produk yang berbeda. Jika perusahaan memproduksi tiga jenis
produk yang berbeda, mereka akan memiliki tiga divisi yang berbeda untuk produk
tersebut .
b)
Struktur pasar –
struktur pasar digunakan untuk mengelompokkan karyawan berdasarkan pasar
tertentu yang dituju oleh perusahaan. Sebuah perusahaan bisa memiliki 3 pangsa
pasar yang digunakan dan berdasarkan struktur ini, maka akan membedakan divisi
dalam struktur.
c)
Struktur geografis –
organisasi besar memiliki kantor di tempat yang berbeda, misalnya ada zona utara,
zona selatan, barat, dan timur. Struktur organisasi mengikuti struktur zona
wilayah.
Jika korporasi diorganisir berbasis divisi, akan memerlukan lapisan manajemen ekstra (kepala divisi) antara manajemen puncak dan para manajer fungsional. Fungsi baku kemudian didesain sekitar produk, pelanggan atau teritori.
Inovasi akhir-akhir ini mengenai ini adalah digunakannya SBUs atau Strategic Business Units. Kelompok-kelompok organisasi yang terdiri dari segmen produk-pasar yang terpisah dan independen diidentifikasi dan diberikan tanggung jawab besar dan otoritas untuk mengelola wilayah fungsinya.
Jika korporasi diorganisir berbasis divisi, akan memerlukan lapisan manajemen ekstra (kepala divisi) antara manajemen puncak dan para manajer fungsional. Fungsi baku kemudian didesain sekitar produk, pelanggan atau teritori.
Inovasi akhir-akhir ini mengenai ini adalah digunakannya SBUs atau Strategic Business Units. Kelompok-kelompok organisasi yang terdiri dari segmen produk-pasar yang terpisah dan independen diidentifikasi dan diberikan tanggung jawab besar dan otoritas untuk mengelola wilayah fungsinya.
Ø
Manfaat Struktur Divisional
o
Perkerjaan
keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat
dipertahankan,
o
Keputusan lebih
cepat,
o
Lebih mudah untuk
menilai prestasi kerja,
o
Pengembangan dan
strategi dekat dengan lingkungan,
o
Memberikan landasan
pelatihan bagi para majer strategi,
o
Lebih terfokus pada
produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan,
o
Spesialisasi
fungsional masih terpelihara pada masing-masaing divisi.
Ø
Kerugian struktur organisasi divisional antara lain:
o
Mengakibatkan
turunnya komunikasi antara spesialisasi funsional
o
Sangat potensial
untuk menimbulkan persaingan antar divisi
o
Pendelegasian yang
besar dapat menimbulkan masalah
Wal-Mart Stores, Inc , yang merupakan perusahaan Amerika Serikat yang mengoperasikan jaringandepartment store. Menurut Fortune Global 500 2008, Wal-Mart adalah perusahaan public terbesar di dunia berdasarkan pendapatan. Perusahaan ini menggunakan struktur divisional dimana ketika mengembangkan berbagai produk baru dalam industri dan pasar yang berbeda, biasanya perusahaan mengubah strukturnya menjadi struktur organisasi yang terdiri dari beberapa divisi. Tiap-tiap divisi dapat beroperasi sendiri-sendiri dibawah pengarahan seorang manajer divisi yang bertanggungjawab langsung kepada CEO. Dalam struktur organisasi divisional, manajer divisi dapat mengembangkan strategi untuk masing-masing divisinya dan mungkin saja mereka menghadapi persaingan yang berbeda dengan divisi lainnya sehingga strategi yang ditempuh mungkin juga berbeda dengan divisi lainnya.
Bentuk Struktur
Divisional
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-struktur-organisasi-menurut.html
http://gerdysangpenakluk.blogspot.co.id/2013/11/pengorganisasian-struktur-manajemen.html
https://lailaallatief.wordpress.com/2014/10/26/manfaat-struktur-fungsional-dan-struktur-divisional-kerugiannya/
http://www.academia.edu/9477983/Struktur_dan_Desain_Organisasi
http://www.academia.edu/9477983/Struktur_dan_Desain_Organisasi
B. Actuating
dalam Manajemen
1. Pengertian
Actuating
Dari seluruh rangkaian proses manajemen,
pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam
fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986)
mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena
para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating)
tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung
jawabnya.
2. Pentingnya
Actuating dalam Manajemen
Fungsi actuating lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi.Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan non-manusia
pada pelaksanaan tugas.Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.Setiap SDM harus bekerja
sesuai dengan tugas, fungsi, peran, keahlian, dan kompetensi masing-masing SDM
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
3. Prinsip-prinsip
dalam Actuating
Oleh karena itu, pengarahan yang
dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa
prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada
tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada
prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin
besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat
berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur
organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan
untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan
dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi
kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka
mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan
yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai
pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi
oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan
mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan
pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan
organisasi.
c.
Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan
arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya
memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan
kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat
dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil
maksimal.
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam
penggerakan/actuating antara lain:
a.
Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
b.
Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c.
Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
d.
Menghargai hasil yang baik dan sempurna
e.
Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f.
Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g.
Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Referensi :
http://alinelizabeth2.blogspot.co.id/2014/11/actuating-dalam-manajemen.html
http://alinelizabeth2.blogspot.co.id/2014/11/actuating-dalam-manajemen.html
http://rachmabuana.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-dan-pentingnya-actuating.html
http://deaalliqafitri.blogspot.co.id/2013/11/tugas-6-definisi-actuating-pentingnya.html