Komunikasi dalam Manajemen
a. Pengertian Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi
adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non-verbal.
Berikut
adalah pengertian Komunikasi menurut para ahli :
·
Raymond
Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol
sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari
pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
·
Bernard
Barelson & Garry A. Steiner, Komunikasi adalah proses transmisi informasi,
gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol,
kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
·
Colin
Cherry, Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan
informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan
hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan
balasannya.
Dari
beberapa pengertian komunikasi, dapat disimpulkan, komunikasi (communication)
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan,
pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah
proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok tersebut.
b. Proses
Komunikasi
1. Model
Komunikasi Antar Pribadi.
Model yang
paling sederhana dalam komunikasi antar pribadi adalah adanya pengirim,
berita dan penerima. Jika salah satu dari tiga elemen hilang maka
tidak bisa disebut dengan komunikasi.
Contoh model
komunikasi yang paling canggih adalah Model Proses.
§ Pengirim
Adalah
seseorang yang mempunyai kebutuhan serta mempunyai kepentingan untuk
mengkomunikasikan kepada orang lain.
§ Pengkodean
(encoding)
Adalah
pengirim yang mengkodekan informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau
isyarat yang biasanya dalam bentuk kata agar orang lain mengerti apa informasi
yang disampaikan.
§ Pesan
(message)
Pesan dapat
berupa berbagai bentuk yang dapat dirasakan atau dapat dimengerti satu atau
lebih panca indera penerima.
§ Saluran
(channel)
Saluran
adalah cara mentransmisikan pesan, misalnya kertas untuk surat. Agar komunikasi
dapat berjalan efektif dan efisien, saluran harus sesuai untuk pesan.
§ Penerima
(receiver)
Adalah orang
yang menafsirkan pesan dari penerima. Jika pesan tidak sampei kepada penerima
komunikasi tidak akan berjalan.
§ Penafsiran
kode (decoding)
Adalah
proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menerjemahkan menjadi informasi
yang berarti. Semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksud
maka akan semakin efektif komunikasi yang terjadi.
§ Umpan balik
(feedback)
Pembalik
dari proses komunikasi dimana reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan.
Karena penerima telah menjadi pengirim, umpan balik mengalir lewat langkah yang
sama seperti semula. Semakin cepat umpan tersebut kembali semakin efektif
komunikasi yang terjadi.
2. Model
Komunikasi dalam Organisai
Raymond V.
Lesikar ada faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi, yaitu:
1) Jalur
komunikasi formal
Efektivitas
komunikasi akan efektif melalui dua cara : jalur formal, dimana jarak yang
semakin luas dan berkembang serta tumbuhnya organisasi, dan jalur formal
komunikasi menghambat arus yang besar dari informasi diantara tingkat-tingkat
organisasi.
2) Struktur
wewenang
Dalam
organisasi dimana perbedaan statis dan kekuasaan akan mempengaruhi isi dan
ketepatan komunikasi.
3) Spesialisasi
jabatan
Anggota
organisasi yang sama akan menggunakan istilah-istilah, tujuan, tugas, waktu dan
gaya yang sama dalam komunikasi.
4) Pemilikan
informasi
Individu-individu
mempunyai informasi dan pengetahuan yang khas mengenai tugasnya. Informasi ini
memiliki bentuk kekuatan bagi orang yang memilikinya.
c. Hambatan
Komunikasi
1.
Hambatan dari Proses Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2.
Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3.
Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
4.
Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
d. Definisi
Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi interpersonal adalah
proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang
lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi
interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan
oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau
nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang,
seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya
(Mulyana, 2000, p. 73)
Menurut Effendi, komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi antar komunikator dengan komunikan, dimana
komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap,
pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis yaitu berupa
percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan
komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui
secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya.
Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya
seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp
mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan
ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan
komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi
apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap
dan bahasa. Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang
dilakukan dimana :
1.
Pesan dapat diterima dan dimengerti
serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
2.
Pesan yang disampaikan oleh pengirim
dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang
diminati oleh pengirim.
3.
Tidak ada hambatan yang berarti
untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang
dikirim.
Komunikasi interpersonal efektif
adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan saling mempengaruhi,
mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang merupakan
cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang
dengan efek umpan balik secara langsung.
Komunikasi interpersonal efektif
dalam organisasi yang mencakup componential & situational, yaitu :
Komunikasi dalam organisasi atau
perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan
atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan
(downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun
antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Secara
sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman
suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif
menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi
secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang
lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek
umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan
yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel
(saluran), kemudian diterima oleh penerima. Adapun komunikasi interpersonal
efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan
situational.
1.
Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi
dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian
pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2.
Situasional
Interaksi tatap muka antara dua
orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung
disekitarnya
e. Model
Pengolahan Informasi
Model
pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan
informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada
kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki
kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima
stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan
konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual.
Teori
pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya
adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran
terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan
output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi
antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi
eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya akan
menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan
informasi yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari:
(1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, (3) strategi kognitif, (4)
sikap, dan (5) kecakapan motorik.
model
pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1. Rational
2. Limited
capacity
3. expert
4.
cybernetic
f.
Model Interaktif Manajemen
1.
Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu
interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu
organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2.
Immediacy
Ini adalah model organisasi yang
membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3.
Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam
manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang
bersangkutan
4.
Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam
suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5.
Other-orientation
Dalam hal
ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
Sumber :